Gimana Muka Perabotan Tiap Hari Di Masa Yesus? Beserta Penemuannya

  • amelia
  • April 10, 2021
  • Comments Off on Gimana Muka Perabotan Tiap Hari Di Masa Yesus? Beserta Penemuannya

www.biblical-museum.orgGimana Muka Perabotan Tiap Hari Di Masa Yesus? Beserta Penemuannya. Di lorong hangat di Museum Terra Sancta di Yerusalem, wisatawan hendak melampaui suatu jembatan di atas suatu sisa penampungan air purba yang dibentuk paling tidak dekat 1. 000 tahun yang kemudian. Museum yang terletak di dasar asrama Kristen itu hendak membuat para wisatawan merasakan gradasi Yerusalem di era kemudian.

” Seluruh ini penuh dengan kotoran,” tutur Eugenio Alliata, ketua museum serta biksu Fransiskan, suatu ordo Kristen Bulu halus, kala ia berdiri di jembatan metal, mengarah ke suatu reservoir dari batu yang besar di bawahnya.

Sembari memandang serta lalu berjalan, aku mengikutinya ke ruang batu dari era ke- 13, yang mungkin merupakan bengkel yang dipakai oleh Angkatan Salib dikala menyuruh Kota Bersih dikala itu, jelasnya.

Baca Juga: Dapatkah Museum Alkitab Membagikan ikat janji?

Ruangan ini saat ini bermuatan batu memahat, yang sempat menghias kastel elegan Raja Herodes di perbukitan di luar Yerusalem. Tadinya, ucapnya, ruangan itu tertanam oleh tanah.

Namun cetak biru restorasi bertahun- tahun sudah membuat labirin dasar tanah ini– yang dibentuk serta direnovasi semenjak era Raja Herodes pada era ke- 1 sampai para baginda Mamluk pada rentang waktu era medio– jadi suatu museum yang tidak cuma menggambarkan asal usul Yerusalem, namun pula cerita temuan arkeologis para biksu Fransiskan di semua area Israel, Palestina, Mesir serta Yordania sepanjang era terakhir.

Sepanjang lebih dari 100 tahun, para biksu itu sudah melaksanakan puluhan pengerukan di sebagian web Kristen sangat populer di area itu, tercantum di Nazareth, Betlehem, serta di lingkungan Flagellation yang besar, yang sudah jadi web kunjungan semenjak paling tidak semenjak Era ke- 4.

” Arkeologi berarti sebab ilmu itu membuktikan pada kita gimana orang hidup di era kemudian. Kita butuh menguasai era kemudian, buat menguasai adat- istiadat kita,” tutur Alliata, yang pula seseorang arkeolog serta penggali sebagian benda yang diperlihatkan.” Pengunjung serta wisatawan butuh memandang beberapa barang ini.”

Namun perihal itu tidak gampang. Puluhan ribu artefak yang digabungkan oleh para Fransiskan sepanjang bertahun- tahun ditaruh di Studium Biblicum Franciscanum, suatu bagian dalam Universitas Kepausan Bulu halus yang dikhususkan buat riset arkeologi serta Alkitab.

Tadinya, beberapa barang itu cuma dapat diamati oleh warga biasa lewat akad terlebih dulu. Yang umumnya banyak menghabiskan durasi di sana merupakan para akademikus.

” Amat susah memandang beberapa barang itu,” melamun Masha Halevi, yang mendatangi pusat riset berulang kali kala melakukan disertasi doktoralnya pada tahun 2010 di di Universitas Yahudi Yerusalem serta sebagian postingan akademis terpaut agama serta arkeologi.

Alliata menuntun aku melampaui suatu ruangan yang diukir dengan wujud kukila merpati yang kompleks dari asrama era ke- 4 di Yordania era saat ini, bagian besar lantai mosaik beraneka warna dari biara- biara di padang pasir Mesir, serta boks mati dari batu yang diisyarati salib.

Terdapat pula dekorasi koin kuno sebesar separuh syikal, semacam yang dituturkan dalam Alkitab; bulir anggur berumur 2. 000 tahun serta bulir zaitun; pula perabotan tiap hari, semacam piring serta cangkir kuno.

Para Fransiskan sudah mengawali gaya terkini buat memperlihatkan beberapa barang itu ke warga besar. Museum Terra Sancta terkini dibuka pada tahun 2018 serta hendak diperluas. Tadinya, mereka pula membuka perpusatakaan besar di Asrama St. Saviour Yerusalem buat khalayak serta membuat brosur daring buat koleksi- koleksi itu.

Kelangsungan ini diawali berbarengan dengan lonjakan pariwisata Israel, dengan dekat 4 juta orang bertamu pada 2018, rekor paling tinggi turis bagi departemen pariwisata Israel.

Kenyataannya, saat sebelum para turis terpikat buat tiba ke Tanah Bersih Israel, pada era ke- 19, biksu Fransiskan telah mulai ikut serta dalam cara pengerukan benda kuno.

Di Timur Tengah, patuh ini bertambah serta menarik lebih banyak atensi terpaut perbincangan mengenai asal usul Alkitab di akhir era ke- 19.

Pada kesimpulannya, para biksu Fransiskan, yang sudah ditugaskan oleh Vatikan buat melindungi properti Gereja serta menolong para pengunjung Kristen di Tanah Bersih semenjak era ke- 13, menyudahi buat merangkul ilmu arkeologi.

” Asal usul amat dibantu arkeologi,” catat Pendeta Prosper Viaud, salah satu Fransiskan awal yang turut dan dalam pengerukan, sehabis menggali bagian dasar Kuil kontemporer Gereja Annunciation di Nazareth pada tahun 1889.

Pengerukan itu menampilkan bentuk yang lebih berumur, yang melukiskan asal usul jauh aktivitas keimanan di web itu.” Aku mempelajari ini bukan sebab pandangan objektif yang kosong, namun sebab kemauan ikhlas buat melayani para pengunjung serta membuat mereka lebih ketahui gereja Nazareth.”

Pada dini era ke- 20, para biksu Fransiskan mulai menggali wilayah dekat gereja serta asrama mereka. Mereka pula menerbitkan buku- buku mengenai pengerukan itu serta membuat suatu bibliotek artefak yang amat besar di Yerusalem.

Pada tahun 1901 mereka mendirikan Studium Biblicanum Franciscanu.

Semenjak tahun1924, mereka sudah melaksanakan banyak badan riset arkeologi di Yerusalem, WF Albright Institute of Archaeological Research, the British School of Archaeology, the Institute of Archaeology at Hebrew University serta theÉcole Biblioteque et Archaeologique, yang dibuat oleh Sistem Dominikan.

Pengerukan biksu Fransiskan– dari Gunung Nebo, pucuk gunung Yordania yang diucap selaku tempat Rasul Musa awal kali memandang Tanah Akad; ke Kaperneum, suatu kota di Laut Galilea yang bermuatan sinagoge kuno serta gereja- gereja– membagikan partisipasi berarti untuk ilmu arkeologi di area itu. Dikala ini banyak arkeolog lokal merasa berhutang budi pada para biksu Fransiskan.

” Riset mereka merupakan bagian berarti dari misteri besar arkeologi di Israel,” tutur Dina Avshalom- Gorni, arkeolog di Daulat Benda Antik Israel yang sudah bertugas dengan arkeolog Fransiskan di bermacam pengerukan.

” Terbebas dari keyakinan mereka, riset yang mereka menghasilkan merupakan arkeologi asli. Mereka berikan kita kenyataan serta aku dapat menyakini mereka.”

Baca Juga: Edaran Kementerian Agama Mengenai Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 2021

Untuk para Fransiskan, arkeologi ialah perlengkapan yang bernilai menolong pemeluk menguasai kondisi kisah- kisah dalam Alkitab.” Kamu wajib ketahui mengenai kehidupan tiap hari di era kemudian buat betul- betul menguasai Yesus, menguasai ibarat dalam Alkitab,” Alliata menarangkan.

Di ruangan lain di museum, Alliata menunjuk ke etalase kaca yang bermuatan vas- vas yang dibuat dari marmer yang lembut. Jambangan itu dikira selaku benda elegan di bumi kuno serta tidak sering ditemui dalam wujud utuh. Beliau menggambarkan cerita Alkitab mengenai seseorang perempuan yang membongkar jambangan marmer itu buat menuangkan minyak wangi di kepala Yesus.

Memandang jambangan marmer yang bagus itu, wisatawan bisa menguasai kemurahan batin serta dedikasi keuangan yang dicoba perempuan itu buat Yesus.

Alliata berjalan melewati laman di mana suatu golongan darmawisata lagi mencermati pembimbing darmawisata menarangkan kalau tempat itu merupakan tempat Yesus dijatuhkan ganjaran salib serta diserahkan buat dieksekusi.

Pengerukan biksu Fransiskan kerap memunculkan lebih banyak persoalan dari balasan mengenai insiden yang tertera di Alkitab pula kehidupan pemeluk Ibrani serta Kristen kuno di Tanah Bersih.

Bagi Alliata, mayoritas biksu Fransiskan menggali buat berlatih, ternyata buat meyakinkan cerita khusus. Web bersih tidak dibiarkan sedemikian itu saja sebab pengerukan tidak menciptakan apa- apa.

Misalnya, di suatu gereja di Betlehem, yang dipercayai selaku tempat kelahiran Yesus, artefak tertua yang digali berawal dari era ke- 3, nyaris 200 tahun sehabis kelahiran Yesus.

” Kita tidak sempat meninggalkan adat- istiadat,” tutur Alliata.” Kisah- kisah itu dapat teruji ataupun tidak, namun agama didasarkan pada adat- istiadat.”

Museum Fransiskan di Yerusalem membuktikan kehidupan pada era Yesus

Para biksu Fransiskan di Jerusalem sudah membuka museum terkini yang dipadati dengan artefak yang berhubungan dengan kehidupan tiap hari di era Yesus.

Kapak terkini Terra Sancta Museum, dibentuk di dalam sisa- sisa gedung Crusader serta Mamluk yang sirna di sejauh Melalui Dolorosa di Kota Berumur, memperlihatkan barang- barang yang ditemui dalam pengerukan di situs- situs Alkitab sepanjang era yang kemudian.

Penitipan Tanah Suci- organ Ordo Fransiskan di Israel, area Palestina, Yordania, Lebanon, serta Siprus- telah melaksanakan sebagian pengerukan arkeologi di dekat area itu, yang berpusat pada situs- situs yang mempunyai koneksi ke Alkitab.

Banyak benda yang dipajang di demonstrasi terkini, bertajuk” Rumah Herodes: Hidup serta Kewenangan di Era Akad Terkini,” belum sempat diperlihatkan pada khalayak.

Koin, bagian keramik, osuarium, serta lempengan batu memiliki prasasti dalam bahasa Yahudi, Yunani, Latin, serta Samaria, yang melukiskan bermacam adat kaleidoskopik yang terdapat di Tanah Bersih sepanjang abad- abad awal. Artefak- artefak itu melingkupi seluruhnya mulai dari kolom- kolom Korintus yang elok dari kastel Herodes sampai beberapa barang simpel dari rumah- rumah orang Galilea.

Pastor Eugenio Alliata, ketua museum, berkata kalau berarti buat” menyuguhkan suatu dari kehidupan jelas banyak orang pada dikala itu,” mengenang kalau anutan Yesus” sedemikian itu banyak berbentuk dengan kehidupan bersama banyak orang.”

Di antara pancaran dari demonstrasi ini merupakan salah satu dari 2 koin perak separuh syikal yang dicetak oleh disiden Ibrani pada tahun awal makar melawan Bulu halus pada tahun 66 Meter. Suatu potdherd dengan tutur Herodes, raja populer dari Injil, ditemui sepanjang pengerukan di tugu tugu tugu Yudea selatan Yerusalem.

Shimon Gibson, arkeolog Universitas North Carolina yang menggali Yerusalem masa Romawi, berkata partisipasi para Fransiskan kepada aspek arkeologi di Tanah Bersih merupakan” amat berarti,” serta kalau koleksi mereka merupakan” harta karun berbentuk data.”

” Harta karun yang sudah mereka kumpulkan dari durasi ke durasi terpaut dengan profesi mereka, ciri mereka pada riset Tanah Bersih, terlihat dalam bentuk di situ,” tuturnya.

Barang- barang duniawi- timbangan serta timbangan, mata kail, main dadu, lampu, serta perlengkapan masak- membawa ayat- ayat Akad Terkini ke kehidupan. Suatu koin perak kecil bertuliskan Augustus merupakan tipe yang serupa yang mendesak Yesus buat berkata” Bagikan pada Kaisar keadaan yang ialah kepunyaan Kaisar” dalam Matius 22.

Semacam para Illah kontemporer, Alliata mengatakan, Yesus” membimbing kehidupan tiap hari, gimana menata kehidupan tiap hari,” serta berdialog dalam sebutan yang bersahabat untuk orang lazim.

Arkeologi Alkitab mengaitkan penyembuhan serta pelacakan objektif dari sisa- sisa modul adat era kemudian yang bisa menyinari rentang waktu serta cerita dalam Alkitab, bagus dari Akad Lama( Tanakh) ataupun dari Akad Terkini, dan asal usul serta asal ide alam sarwa dari agama- agama Judeo- Christian. Posisi penting merupakan apa yang diketahui dalam agama- agama selaku Tanah Bersih, yang dari perspektif Barat pula diucap Timur Tengah. Kebalikannya, arkeologi kuno Timur Tengah cuma berhubungan dengan Timur Dekat Kuno, ataupun Timur Tengah Kuno, tanpa membagikan estimasi spesial apakah penemuan- penemuan itu mempunyai ikatan dengan Alkitab.

Teknik- teknik objektif sudah dipakai serupa dengan yang dipakai pada arkeologi biasanya, semacam pengerukan serta penanggalan radiokarbon.

Arkeologi

Dalam bagan menguasai maksud dari Arkeologi Alkitab pertama- tama butuh buat menguasai 2 rancangan dasar: arkeologi selaku kerangka riset objektif serta Alkitab selaku subjek riset. Arkeologi merupakan ilmu, bukan dalam arti Aristotelian cognitio certa per causas namun dalam penafsiran modern hal wawasan analitis. Vicente Vilar meningkatkan pada titik ini dengan melaporkan kalau arkeologi merupakan bagus seni serta ilmu wawasan: selaku seni buat mencari materi sisa- sisa peradaban kuno serta berupaya buat merekonstruksi, sepanjang bisa jadi, area serta badan dari satu ataupun banyak era asal usul; selaku ilmu wawasan modern relatif terkini, serta semacam yang dibilang oleh Benesch, ialah ilmu yang berumur nyaris 200 tahun, tetapi yang mempunyai serta betul- betul mengganti gagasan kita mengenai era kemudian.

Rentang waktu dalam Arkeologi Alkitab

Ini bukan buat berkata kalau arkeologi merupakan obat- semua buat seluruh tantangan yang dibawa ke teks- tidak! Terdapat sebagian permasalahan yang mengerikan itu tetap– beberapa yang terbuat oleh informasi arkeologi itu sendiri. Tetapi sebab kita sudah memandang sedemikian itu banyak tantangan khusus sepanjang bertahun- tahun hasil semacam informasi khusus dalam mensupport bacaan, asumsi mengarah buat membuat kalau kita wajib berangkat dengan bacaan hingga yang tentu berlawanan dengan data yang ada. Metodologi ini yang berkata kalau bacaan tidak bersalah hingga teruji bersalah tidak cuma dianjurkan selaku metode yang bagus buat Amerika yurisprudensi, tetapi dianjurkan di wilayah mengecek klaim dari buku Bersih pula.

Pakar Arkeologi Israel Temui Lilitan Dokumen Laut Mati Baru

Para ahli arkeologi Israel, memublikasikan temuan puluhan bagian Lilitan Dokumen Laut Mati( Dead Sea Scroll) terkini yang muat bacaan alkitab. Dokumen itu ditemui di suatu terowongan di padang pasir serta dipercayai dirahasiakan sepanjang makar Ibrani melawan Bulu halus nyaris 1. 900 tahun yang kemudian.

Associated Press, mengambil Israel Antiquities Authority, memberi tahu potongan- potongan perkamen itu memakai bacaan bahasa Yunani dari buku Zakharia serta Nahum serta sudah diberi penanggalan radiokarbon tertanggal era ke- 2 Kristen. Dokumen itu merupakan gulungan- gulungan dokumen terkini awal yang ditemui dalam pengerukan arkeologi di padang pasir selatan Yerusalem dalam 60 tahun terakhir.

Potongan- potongan perkamen terkini itu dipercayai selaku bagian dari bagian perkamen yang ditemui tadinya di suatu web yang diketahui selaku” The Cave of Horror.” Dalam potongan- potongan perkamen itu ada alih bahasa dalam bahasa Yunani dari Twelve Minor Prophets.​

” The Cave of Horror” itu diberi julukan begitu sebab di terowongan itu ditemui 40 kerangka orang sepanjang pengerukan pada 1960- an. Terowongan itu terdapat di ngarai terasing di Padang pasir Yudea, selatan Yerusalem.

Potongan- potongan itu dipercayai sudah ditaruh di dalam terowongan sepanjang Makar Kafe Kochba, makar bersenjata Ibrani melawan Bulu halus sepanjang rezim Kaisar Hadrian, antara tahun 132 serta 136 Kristen.

Artefak itu ditemui dalam pembedahan oleh Daulat Benda Antik Israel di Padang pasir Yudea buat menciptakan lilitan serta artefak lain buat menghindari mungkin perampasan. Pihak berhak melangsungkan rapat pers buat menguak temuan itu.

Lilitan Dokumen Laut Mati merupakan berkas bacaan Ibrani yang ditemui di gua- gua padang pasir di Pinggir Barat dekat Qumran pada 1940- an serta 1950- an. Dokumen itu berawal dari era ke- 3 Saat sebelum Kristen hingga era ke- 1 Kristen. Mereka tercantum kopian sangat dini dari teks- teks alkitab serta dokumen- dokumen yang menguraikan keyakinan dari ajaran Ibrani yang sedikit dimengerti.