Dapatkah Museum Alkitab Membagikan ikat janji?

www.biblical-museum.orgDapatkah Museum Alkitab Membagikan ikat janji? Museum Alkitab mau berikan ketahui Kamu cerita terbanyak yang sempat dikisahkan.

Cuma gimana usaha$ 500 juta, 430. 000 kaki persegi, yang terdapat cuma 2 gulungan di selatan National Mall di Washington, DC, menggambarkan cerita itu, bagaimanapun, senantiasa jadi titik keingintahuan.

Membuat museum di dekat poin yang kontroversial semacam agama hendak jadi tantangan untuk badan mana juga, namun pertemuan faktor- faktor di dekat penyandang anggaran, asal- usul, serta koleksinya museum sudah menumpuk atensi yang bertambah serta pengawasan kepada badan adat terkini ini, yang terbuka buat biasa pada Jumat, 17 November.

Baca Juga: The Bible Historical Museum for Upgrading the Faith

Museum, leluasa buat muncul namun donasi dianjurkan, dipunyai serta dioperasikan oleh Museum of the Bible, Inc., suatu entitas nirlaba yang diketuai oleh Steve Green, yang lebih diketahui selaku kepala negara raksasa gerai kerajinan Hobi Lobby. Keluarga Hijau, yang dipandu oleh papa Steve, David, merupakan pemberi orang terbanyak buat penginjilan Protestan di Amerika Sindikat. Mereka mengakulasi atensi nasional pada 2014 sebab sukses berdebat di Dewan Agung kalau industri swasta sepatutnya tidak diwajibkan buat sediakan proteksi asuransi kesehatan yang berlawanan dengan keyakinan agama mereka.

Peliputan oleh Washington Post membuktikan dekat 2 pertiga dari donasi museum senilai$ 557 juta berawal dari Hobi Lobby serta National Christian Foundation. Memikirkan kalau koleksi museum pula didapat dari Green Collection, yang dipunyai oleh Hobi Lobby, persoalan yang lebih besar senantiasa terdapat: Akankah museum memantulkan ujung penglihatan evangelis ataupun akankah beliau mengarahkan narasi yang lebih besar, bisa diakses oleh wisatawan dari seluruh agama?

Keseluruhan 8 lantai, museum ini difokuskan di dekat 3 lantai penting: lantai asal usul, yang menggambarkan cerita Alkitab lewat artefak asal usul; lantai akibat, yang menjajaki akibat adat dari Alkitab di Amerika Sindikat serta bumi dengan cara lebih besar; serta lantai deskripsi, yang melingkupi representasi diorama dari bumi era ke- 1, Yesus dari Nazareth. Di luar lantai demonstrasi, gedung ini mempunyai halaman di pucuk bangunan dengan tumbuhan yang dirujuk dalam teks- teks alkitabiah, ruang pementasan, yang dibuka dengan pementasan musikal Broadway Amazing Grace, serta ruang demonstrasi yang hendak menampung pinjaman waktu jauh dari Vatikan serta Israel. Daulat Dahulu kala.

Bagi kepala negara museum Cary Summers, sepanjang dialog panel yang diadakan pada bulan Oktober, museum mau menghasilkan ruang buat membolehkan” seluruh orang ikut serta dalam asal usul, deskripsi serta akibat Alkitab.”

Namun apakah mereka bisa penuhi janji- janji itu belum didetetapkan.

Sepanjang sebagian tahun terakhir, kaum cerdik cendekia agama Candida R. Moss serta Joel S. Baden, kawan pengarang Bible Nation: The United States of Hobi Lobby, sudah mewawancarai banyak pakar yang ikut serta dalam invensi museum serta terbiasa dengan konten yang diperlihatkan. Mereka berkata museum sudah dengan cara siuman ataupun tidak siuman merancang buat menggambarkan deskripsi Protestan Amerika dengan cara spesial.

“ Tidak apa- apa, ini merupakan museum individu, mereka memberkahi ini dari pangkal energi mereka, pasti saja, bila mereka mau membuat museum Protestan Amerika, mereka wajib,” tutur Moss.“ Namun mereka berkata lagi membuat museum Alkitab non- sektarian. Namun itu memudarkan kenyataan kalau tidak terdapat[satu] narasi Alkitab. Ini memudarkan asal usul banyak orang di bagian lain bumi. Beliau apalagi memudarkan asal usul kelompok- kelompok yang diwakili di situ, semacam Kristen Bulu halus serta Ibrani.”

Di tengah- tengah permasalahan ini merupakan tutur” non- sektarian,” yang kerap dipakai Museum Alkitab dalam pesannya. Sebutan ini mempunyai asal usul jauh dalam komunitas penginjil yang berawal dari dini era ke- 19. Semacam Steven K. Green( tidak terdapat ikatan), ketua Pusat Agama, Hukum& Kerakyatan di Willamette University College, menarangkan, buat adat- istiadat kepercayaan, rancangan ini bersumber pada agama kalau terdapat dasar- dasar Alkitab yang tidak- disengketakan serta tidak dapat diperdebatkan.“ Susah untuk Kamu buat mengetahui kalau itu menggantikan perspektif khusus,” tutur Green dari Protestan evangelis yang kerap berhasrat bagus yang berselisih dengan industri Kristen dalam adat- istiadat keimanan mereka sendiri pada 1800- an.

Museum, bagaimanapun, berdiri dengan konsepnya. Steve Bickley, delegasi kepala negara museum, berdialog mengenai pemikiran non- sektarian yang diproklamirkan museum, pada dialog panel:“ Kita memakai tutur itu buat menulis kalau museum hendak mengekspresikan banyak adat- istiadat agama yang menganut Alkitab selaku kepunyaan mereka; adat- istiadat yang mempunyai kanon serta pengertian berlainan dari Alkitab.”

Keluarga Green mulai mendapatkan artefak alkitabiah pada 2009, kala Johnny Shipman, seseorang wiraswasta Dallas, serta Scott Carroll, seseorang mantan guru besar di Universitas Cornerstone yang berspesialisasi dalam dokumen Alkitab, mendekati keluarga Hijau dengan ajuan buat membuka museum Alkitab.

Dokumentasi awal museum pendatang baru selaku nirlaba dengan IRS pada tahun 2010 memantulkan apa yang diawali selaku cerita injili:“ buat menghidupkan sabda Allah yang hidup, buat menggambarkan cerita pelestariannya yang menarik, serta buat menginspirasi keyakinan pada daulat mutlak serta keandalan Alkitab.”

Koleksi Green sendiri memantulkan statment tujuan ini, semacam Steve Green sendiri mengatakan,“ Kita konsumen benda buat menggambarkan kisahnya. Kita melampaui lebih dari yang kita beli sebab tidak cocok dengan apa yang kita coba sampaikan.”

Museum ini direncanakan buat Dallas,” sebab banyaknya orang beragama di wilayah itu” semacam yang dibilang Scott Carroll pada New York Times tahun itu. Namun pada 2012, keluarga Hijau sudah berakhir dengan Shipman serta hendak bersama Carroll, yang dikala itu jadi ketua koleksi Green, yang menemukan kecaman sebab membubarkan papirus kuno yang didapat oleh koleksi Green dengan impian menguak naskah- naskah Akad Terkini. Aplikasi itu, yang memusnahkan artefak dalam cara itu, mengakibatkan amarah di antara mereka yang melihatnya memprioritaskan peninggalan satu adat buat adat lain, dengan pakar papirrol Italia Roberta Mazza menjuluki Carroll” the Palmolive Indiana Jones.”

Pada bulan Juli 2012, suatu visi terkini buat museum mulai bersuatu. Partai Hijau membeli bangunan Pusat Konsep Washington dengan memberi tahu$ 50 juta, serta dengan konsep itu lagi berjalan buat membuka Museum Alkitab di DC

Pengajuan IRS 2012 memantulkan pergantian dalam misinya, yang melaporkan,” Kita terdapat buat mengundang banyak orang buat ikut serta dengan Alkitab lewat 4 aktivitas penting kita: demonstrasi kisaran, beasiswa, membuat museum permanen, serta meningkatkan kurikulum sekolah menengah opsi.” The tahun selanjutnya, statment tujuan museum dipangkas dengan berkata,” Kita terdapat buat mengundang seluruh orang buat ikut serta dengan Alkitab. Kita mengundang penjelajahan Alkitab lewat demonstrasi museum serta aktivitas objektif.”

Sedangkan itu, kalangan Hijau lalu dengan kilat mendapatkan artefak alkitabiah buat museum. Terdiri dari dekat 40. 000 artefak hari ini, koleksi ini saat ini jadi salah satu yang terbanyak di bumi di tangan swasta. Tetapi, perluasannya yang kilat, menarik atensi para ahli, yang takut mengenai gimana kalangan Hijau mendapatkan artefak mereka, kekhawatiran yang membengkak ke pemilihan yang pas mengenai asal- usul barang- barang yang hendak dipajang di museum.

Suatu perjanjian” penuh dengan bendera merah,” bagi suatu statment oleh Kantor Pengacara AS, jadi informasi masa panas ini, kala penguasa federal mengajukan aksi awam kepada Hobi Lobby buat kehabisan ribuan artefak kuno Irak yang dibeli pada bulan Desember 2010.

Setelahnya, Hobi Lobby melunasi kompensasi$ 3 juta serta sepakat buat tingkatkan praktiknya. Steve Green menghasilkan statment yang menarangkan kalau pada dikala akad terbuat, Hobi Lobby sudah“ terkini di bumi dalam mendapatkan beberapa barang ini, serta tidak seluruhnya menghormati kerumitan cara pemerolehan.” Namun Patty Gerstenblith, seseorang ahli adat hukum properti, yang dibawa selaku advokat luar buat Green dekat dikala perjanjian berhasil, berkata dalam suatu tanya jawab dengan web benda antik Chasing Aphrodite kalau beliau membenarkan kalau kalangan Hijau siuman hendak resiko penting yang tiba dengan membeli artefak dari negara- negara semacam Irak. Ia berspekulasi dekat 200. 000 sampai 500. 000 barang sudah dijarah dari web arkeologi Irak saja semenjak 1990- an.

Museum Alkitab sudah berusaha buat merelaikan diri dari narasi. Sedangkan Moss serta Baden, yang awal kali memberi tahu pengiriman benda peninggalan Irak yang disita dengan merek” keramik tanah liat ciptaan tangan” dikabarkan” ditakdirkan buat Museum Alkitab” buat the Daily Beast pada Oktober 2015, museum semenjak itu melawan artefak yang disita itu. sempat dimaksudkan buat dipajang di museum. Pula diperjelas kalau kebijaksanaan pemerolehan hari ini sudah diperketat jadi“ standar paling tinggi aplikasi benar serta handal.”( Mereka yang mendatangi panel Oktober diserahkan kesusastraan yang merinci kebijaksanaan pemerolehan museum ke depan.) Namun faktanya senantiasa kalau lewat perinci bidang usaha serta kontribusi, Hobi Lobby serta Museum of the Bible amat terikat bersama.

Dalam suatu tanya jawab dengan Washington Post baru- baru ini, John E. Simmons, seseorang konsultan museum serta kepala negara dari Collections Stewardship Professional Jaringan dari American Alliance of Museums( AAM) menganjurkan terdapat” banyak ruang” buat bentrokan kebutuhan kala tiba ke museum serta korporasi, suatu yang bisa mengganggu kesempatan museum buat pengakuan di era depan dengan AAM.( Museum wajib dibuka sepanjang 2 tahun saat sebelum bisa diaplikasikan.)

Tidak hanya pil tajam, persoalan mengenai asal- usul artefak lain dalam koleksi Green yang dimaksudkan buat diamati di museum pula jadi atensi para komentator. Ambil suatu adegan Koptik 2 Galatians, yang diidentifikasi Mazza selaku adegan yang serupa yang timbul di eBay saat sebelum timbul dalam suatu demonstrasi kisaran yang diselenggarakan oleh Museum of the Bible di Kota Vatikan. Sedangkan perwakilan museum bersikukuh kalau adegan itu berawal dari dealer yang mempunyai nama baik bagus serta mempunyai pangkal yang nyata, mereka belum bisa menarangkan kenapa artefak itu timbul di web lelang.

Terdapat pula permasalahan adegan Lilitan Laut Mati dari koleksi Hijau yang hendak dipajang di museum. Dalam suatu postingan yang diterbitkan dalam harian Dead Sea Discoveries, ahli Alkitab Kipp Davis dari Trinity Western University melaporkan kalau amat bisa jadi 6, bila tidak lebih, dari 13 adegan dalam koleksi itu merupakan manipulasi era modern, sebab garis ataupun graf yang tidak selaras, anomali palaeografis serta inkonsistensi.

Kala ditanya mengenai permasalahan ini, Steve Pollinger, ketua konten museum berkata museum hendak membagikan uraian kontekstual mengenai lilitan itu.” Salah satu perihal sangat berarti untuk kita pada dikala ini merupakan cuma mengungkapkannya bisa jadi ataupun bisa jadi tidak asli,” tuturnya.“ Itu merupakan suatu yang semua komunitas bisa temui bersama, serta dari ujung penglihatan itu membuat mereka dipajang selaku suatu yang diamati seluruh orang, aku tidak memandang itu selaku perihal yang kurang baik. Aku pikir itu hendak jadi perihal yang kurang baik bila kita berupaya mengklaim suatu mengenai mereka yang tidak betul. Aku percaya sedemikian itu pengetesan lebih konklusif, kita bisa jadi wajib membiasakan apa yang kita tuturkan mengenai mereka hingga tingkatan khusus.”

Baca Juga: Perpustakan Terbesar di Dunia Yang Ada di Amerika

Untuk Moss serta Baden, kebingungan mereka merupakan kalau banyak orang yang mereka amati melaksanakan kekeliruan dini, semacam yang mereka tuturkan, beberapa besar sedang dalam posisi mereka, semacam Summers, kepala negara museum, serta David Trobisch, yang berprofesi selaku ketua koleksi semenjak 2014. Buat memperkirakan aplikasi tadinya, mereka mau museum buat mengeluarkan brosur komplit koleksi museum dengan asal usul asal- usul pada khalayak, suatu yang belum dicoba.

“ Dalam penafsiran berwawasan ke depan ini, mereka melaksanakan seluruh perihal yang betul. Mereka mempraktikkan kebijaksanaan yang nampak lumayan baik; mereka sudah merekrut orang luar buat menolong mereka menilai; mereka berkata hendak melaksanakan profesi yang lebih bagus,” tutur Baden.” Apa yang lenyap dari seluruh itu, merupakan rasa tanggung jawab buat membenarkan kekeliruan era kemudian.”

Pollinger tidak menampik kebingungan ini.“ Banyak kritik yang sudah diserahkan mengenai kita serta sistem kita pada sebagian titik durasi, namun kita sudah bertugas keras di museum ini buat betul- betul menggapai keikutsertaan, objektif, nonsektarian, dengan metode yang lumayan bisa dipertahankan,” ia mengatakan.” Kita sudah bertugas keras buat menanggulangi banyak kritik yang sudah diserahkan pada kita oleh banyak orang yang tidak mengetahui kenaikan yang sudah kita untuk.”

Arahan museum pula sudah kesekian kali berkata kalau keluarga Hijau tidak mempunyai ketetapan akhir dalam perihal artefak yang diperlihatkan di museum.

” Steve Green, sebab ia bersandar di kediaman, sudah terletak dalam posisi bisa jadi buat memandang rancangan akhir dari keadaan, namun kala kita meningkatkan seluruh konten kita lewat mari kita betul- betul melaksanakan itu dengan cara dalam serta dengan para pakar,” tutur Pollinger.

Di suatu kota yang penuh dengan museum khalayak, Pollinger berkata kalau Museum Alkitab memandang dirinya selaku menaikkan obrolan dengan menggambarkan suatu cerita interaktif yang mendalam.

“ Bila itu suatu yang bagus, aku mau diganti olehnya,” tuturnya.“ Kala aku berangkat ke museum aku mau terbawa- bawa olehnya. Untuk aku itu penataran. Aku mau menghormati apa yang aku amati alhasil aku dapat berkata itu membuat perbandingan. Aku hendak berkata di tiap bagian museum aku pikir terdapat kesempatan semacam itu.”

Salah satu ilustrasi yang beliau cukil merupakan” The Battle Hymn of the Republic,” lagu Perang Awam yang membangkitkan antusias, yang liriknya dihapuskan oleh Julia Ward Howe di Willard Penginapan di Washington, DC, pada malam 18 November 1861. Semacam banyak asal usul yang lain tokoh- tokoh yang tercantum dalam bagian Alkitab di Amerika( sebagian buat hasil yang lebih memastikan dari yang lain), museum memakai Howe buat menarik ikatan antara Alkitab serta adat Amerika; Melirik Howe menyangkutkan pertarungan Sindikat dengan tujuan Yesus:” Ia mati buat membuat orang bersih, ayo kita mati buat melepaskan orang.”

” Yang asli bersandar di situ,” tutur Pollinger.” Pada dikala yang serupa, Kamu mempunyai selo jazz yang memainkan The Battle Hymn di speaker pas di atas Kamu dengan bunyi yang amat mencengangkan, serta setelah itu Kamu mempunyai sistem antisipasi yang menaruh perkata di karpet. Kala semua area terkumpul buat aku, itu cuma beranjak serta sebab itu aku merasa, Betul, aku puas.”

Inovasi teknologi sejenis itu terdapat dalam demonstrasi dengan artefak yang, bagi Pollinger, sudah ditilik oleh lebih dari 2 dua belas buah pakar luar. Ia menjabarkan pendekatan museum buat artefaknya selaku selanjutnya:” Gimana kita dapat meneruskan serta menunjukkan apa yang hendak jadi pemikiran esensial konsensus yang bisa diakses serta membangkitkan atensi serta tidak membilas putih kalau terdapat posisi yang berlainan?”

Yakin kalau bisa jadi buat menggapai konsensus dapat dibilang selaku ujung penglihatan sendiri. Semacam ditunjukkan Steven K. Green dari Willamette, seluruhnya mempunyai pandangan tajuk karangan.“ Akta apa yang Kamu yakini selaku akta historis berarti hendak mengatakan kecondongan Kamu sendiri serta bias Kamu sendiri. Dalam perihal itu, aku pikir tidak bisa jadi buat memperoleh konsensus mengenai akta inti sebab seorang hendak senantiasa mengatakan bagus, kenapa yang ini tidak terdapat di mari?”

Buat bagiannya, museum mau banyak orang yang merambah Museum Alkitab buat memandang apa itu saat sebelum membuat evaluasi.

Semacam yang dibilang oleh guru besar Universitas Georgetown, Timothy Shah, salah satu advokat museum, di panel Oktober,“ Terdapat anggapan kalau museum ini merupakan sejenis keramaian Alkitab tanpa berasumsi yang mempunyai akibat yang luar lazim kepada seluruh suatu serta siapa juga yang betul- betul memandang demonstrasi itu. hendak memandang bukan itu perkaranya.”